Beberapa pengertian evaluasi menurut :
. MEHRENS & LELMAN, 1978 : Evaluasi adalah suatu proses dalam
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif - alternatif keputusan.
KETUT
GEDE YUDANTARA :
Evaluasi merupakan kelanjutan dari suatu rencana kerja yang peranannya sangat
dibutuhkan karena evaluasi merupakan latihan yang memperkaya logika dan
analisa.
TIGA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi
oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merek, dan sikap ke
arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi
konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian
konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan
atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik
konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan
faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti
keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
3. Marketing strategy
Merupakan variabel
dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan
mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan
dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi
kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan
dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen
dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada
organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang
karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran
kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN
KONSUMEN
1. Proses “ Complex
Decision Making “
Terjadi bila keterlibatan
kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan
untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan
untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif
mencari informasi untuk mengevaluasi dan
mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan
kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem
kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan
peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting.
Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang
relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
2. Proses “ Brand
Loyalty “.
Ketika pilihan berulang,
konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli
merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket
merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian
adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan
dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi.
Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian
informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam
konsumen memutuskan membeli merek yang sama. Dua tipe yang lain dari
proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan
kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan
terbatas dan proses inertia.
3. Proses “ Limited
Decision Making “.
Konsumen kadang-kadang
mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan
yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk
tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan
snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap
pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang
komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari
variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada
dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan
berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku
pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal.
Catatan proses pengambilan
keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang.
Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan
tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik
produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih
produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin
lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.
4. Proses “ Inertia
“
Tingkat kepentingan dengan
barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti
konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut,
tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari
alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan
pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi
keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan
convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk
membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertas tisu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar