RSS

Kamis, 10 Januari 2013

pengaruh interaksi individu


Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita berhubungan dengan antar individu dan kelompok di lingkungan sosial yang berbeda-beda. Individu memiliki karakter yang berlainan satu dengan yang lainnya. Perbedaan antar karakter individu sebagai identitas diri individu masing-masing. Perilaku yang ditunjukkan oleh individu, membuat individu yang lain mengambil sikap atau tindakan sebagai reaksi individu yang bersangkutan. Interaksi individu akan membentuk kondisi lingkungan dalam pergaulannya.
sngledad.JPGReaksi yang diambil oleh individu, bisa sebagai reaksi positif atau negative terhadap perilaku individu yang lain. Reaksi positif, bisa disebabkan masing-masing individu saling menghargai, mengikuti norma yang berlaku, tidak menunjukkan egois yang berlebihan, persamaan pemikiran, kesamaan kepentingan, tujuan atau merasakan adanya perasaan senasib. Reaksi negatif yang terjadi, bisa karena ada salah satu individu tidak mengindahkan norma-norma yang ada, merasa tidak ada kesamaan kepentingan, egois yang berlebihan, tidak sejalan pemikiran, tujuan yang berbeda dan merasa diri lebih hebat dari yang lain.
Interaksi individu bisa dalam lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja dan masyarakat. Masing-masing lingkungan sosial mempunyai penekanan norma-norma.
  • Lingkungan keluarga.
    Sebagai lingkungan sosial awal dalam membentuk karakter individu. Anak sebagai individu menghormati orang tua, menyayangi sesama anggota keluarga. Begitu juga dengan orang tua, menyayangi sesama anggota keluarganya. Jika tidak ada saling menyayangi akan timbul kekacauan dalam keluarga. Keluarga juga sebagai tempat individu untuk berlindung.
  • pe14801.JPGSekolah.
    Individu dalam sekolah menjalankan peranan masing-masing. Individu sebagai murid dalam lingkungan sekolah, berinteraksi dengan individu yang sebaya. Memiliki tujuan yang sama untuk belajar, memiliki kesamaan kepentingan dan ada aturan. Membuat individu hampir tidak ada perselisihan.
  • Tempat kerja.
    Individu satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan latar belakang, Namun dengan perbedaan yang ada, mereka harus bekerjasama untuk kemajuan diri dan perusahaannya. Individu dalam lingkungan kerja melakukan hubungan komunikasi yang baik, untuk kemajuan perusahaan. Jika tidak ada komunikasi yang baik, akan membuat lingkungan kerja yang kurang nyaman.
  • Masyarakat.
    Lingkungan paling luas bagi individu untuk berinteraksi dengan individu lain. Masing-masing individu memiliki perbedaan latar belakang, kepentingan dan tujuan. Hal yang kelihatan dengan mata, bisa sebagai kebohongan karena ada kepentingan dan tujuan yang berlainan. Individu menjaga jarak sebagai perlindungan diri. Tapi masing-masing individu saling menghargai karena adanya norma sosial.
Individu dalam berinteraksi mempunyai perbedaan maupun persamaan. Jika masing-masing individu dapat menggambarkan atau melukiskan keadaan dan perasaan diri orang lain ke dalam diri sendiri, maka akan tercipta suasana lingkungan sosial yang nyaman. 


http://intandalamdebu.com/volume-25/dampak-interaksi-individu/

pengaruh situasi


Pengaruh situasi

Pengaruh situasi sangatlah berbengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau produk. Faktor lingkungan adalah hal yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Berikut ada lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
1.1. Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.

22. Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.

33. Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli roti.

44.Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Misalkan konsumen yang belanja untuk acara keluarga di rumah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.

55. Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa yang sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesa-gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.



siklus hidup keluarga


Keluarga (family) adlah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tingga bersama. Keluarga besar(extended family) mencakup keluarga inti, ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan. Keluarga dimana seseorang dilahirkan disebut keluarga orientasi(family of orientation), sementara keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan adalah keluarga prokreasi (family of procreation).
PERANAN INDIVIDU DALAM PEMBELIAN KELUARGA
Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda adalah normal.
  1. Penjaga pintu (gatekeeper). Inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusan
  2. Pemberi pengaruh (influencer). Individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu
  3. Pengambil keputusan (decider). Orang dengan wewenang dan / atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana yang yang akan dipilih.
  4. Pembeli (buyer). Orang yang bertindak sebagai agen pembelian: yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.
  5. Pemakai (user). Orang yang menggunakan produk
Pemasar perlu berkomunikasi dengan pemegang masing-masing peranan. Anak misalnya, adalah pemakai serealia, mainan, pakaian, dan banyak produk lain, tetapi mungkin bukan pembeli. Salah satu atau kedua orangtua mungkin merupakan pengambil keputusan dan membeli, walaupun anak mungkin penting sebgai pemberi pengaruh dan pemakai.
Peranan memberi pengaruh mungkin dipegang oleh orang yang paling ahli. Sebagai contoh, orangtua mungkin menjadi pengambil keputusan mengenai mobil mana yang mereka akan beli, tetapi remaja kerp memainkan peranan utama sebagai penjaga pintu informasi dan sebagai pemberi pengaruh karena pengetahuan yang lebih banyak mengenai unjuk kerja, cirri produk, atau norma social.

kelompok referensi


Kelompok referens (reference group) atau sering disebut sebagai kelompok acuan, adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap perilaku individu orang lain. Ada beberapa jenis kelompok referens yang bersifat standar, seperti:
1. Kelompok primer; merupakan kelompok yang sangat besar pengaruhnya terhadap
    perilaku individu.Contoh di Indonesia misalnya anggota keluarga,baik keluarga inti
    maupun keluarga besar, seperti 'marga'.

2. Kelompok sekunder; kelompok ini cukup besar pengarullnya namu kurang
    komprehensif. Contoh kelompok ini misalnya asosiasi profesi (IDI,PGRI,ISEI,dsb)
    Serikat Pekerja (SPSI)dan Organisasi sosial lainnya.

3. Kelompok Aspirasi; kelompok ini terdapat suatu keinginan untuk menggunakan
    norma, nilai dan perilaku orang lain. Kelompok aspiratif ini dapat mempengaruhi
    individu,khususnya dalam hal kegiatan konsumsi.
    Contohnya: Iklan mobil Toyota Kijang yang menampilkan keluarga dengan anggota
                       keluarga banyak dan status sosial ekonominya menengah ke atas.
    Iklan tersebut memberikan aspirasi kepada individu yang merasa selevel dengan
    kelas menengah keatas.

4. Kelompok Disosiatif, adalah kelompok yang menghindari asosiasi, seperti  kelompok
    "yupies" pada masyarakat barat.

5. Kelompok formal; dicirikan dengan daftar anggota yang saling mengenal.  
   contohnya: gereja,badan persaudaraan, organisasi pelayanan komunitas.

6. Kelompok informal; didasarkan pada persahabatan atau asosiasi perguruan tinggi .


http://www.ut.ac.id/html/suplemen/sosi4405/modul%205/kb%201.htm

KELAS SOSIAL



KELAS SOSIAL DAN STATUS SOSIAL

                Mengukur kelas sosial dari sudut status sosial yaitu dengan membatasi setiap kelas sosial dengan banyaknya status yang dipunyai para anggota dibandingkan dengan anggota kelas sosial lainnya. Dalam penelitian kelas sosial (terkadang disebut stratifikasi sosial), status sering dinggap sebagai penggolongan relative para anggota setiap kelas sosial dari segi faktor-faktor tertentu. Sebagai contoh, kekayaan relative (banyaknya asset ekonomi), kekuasaan (tingkat pilihan atau pengaruh pribadi terhadap orang lain) dan martabat (tingkat pengakuan yang diperoleh dari orang lain) merupakan tiga faktor yang sering digunakan ketika menilai kelas sosial.

Namun sejumlah ilmuwan sosial membedakan menjadi tiga kelas sosial atau lebih, yakni:
  1. Kelas atas, kelas ini ditandai oleh besarnya kekayaan, pengaruh baik dalam sektor-sektor masyarakat perseorangan ataupun umum, berpenghasilan tinggi, tingkat pendidikan yang tinggi, dan kestabilan kehidupan keluarga. 
  2. Kelas menengah, kelas ini di tandai oleh tingkat pendidikan yang tinggi, penghasilan dan mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap kerja keras, pendidikan, kebutuhan menabung dan perencanaan masa depan, serta mereka dilibatkan dalam kegiatan komunitas. 
  3. Kelas bawah, kelas ini biasanya terdiri dari kaum buruh kasar, penghasilannya pun relatif lebih rendah sehingga mereka tidak mampu menabung, lebih berusaha memenuhi kebutuhan langsung daripada memenuhi kebutuhan masa depan, berpendidikan rendah, dan penerima dana kesejahteraan dari pemerintah.
Bahkan seorang ilmuwan yang bernama Warner merinci tiga kelas ini menjadi enam kelas yaitu:
  1. Kelas atas-atas (upper-upper class) mencakup keluarga-keluarga kaya lama, yang telah berpengaruh dalam masyarakat dan sudah memiliki kekayaan yang begitu lama, sehingga orang-orang tidak lagi bisa mengingat kapan dan bagaimana cara keluarga-keluarga itu memperoleh kekayaanya. 
  2. Kelas atas bawah (lower upper class) mempunyai jumlah uang yang sama, tetapi mereka belum terlalu lama memilikinya dan keluarga ini belum lama berpengaruh terhadap masyarakat. 
  3. Kelas menengah atas (upper middle class) mencakup kebanyakan pengusaha dan orang profesional yang berhasil, yang umumnya berlatar belakang keluarga baik dan berpenghasilan yang menyenangkan. 
  4. Kelas menengah bawah (lower middle class) meliputi para juru tulis, pegawai kantor dan orang-orang semi profesional. 
  5. Kelas bawah atas (upper lower class) terdiri atas sebagian besar pekerja tetap. 
  6. Kelas bawah bawah (lower-lower class) meliputi para pekerja tidak tetap, penganggur, buruh musiman.