RSS

Jumat, 28 September 2012

perilaku Konsumen : Definisi dan Tipe, Sifat dan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Pengertian Perilaku Konsumen




        Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “…. Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action” (p.3).

        Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut. Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and ideas” (p.5).

        Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).
        Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).


Tipe – Tipe Perilaku Pembelian

Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.



b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.

c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.

d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.

sifat dari perilaku konsumen yaitu:

1. Consumer Behavior Is Dynamic

Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih
konsumennya.

2. Consumer Behavior Involves Interactions

Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen.

3. Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
·        faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen
·        faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.


A. Individual Determinants of Consumer Behavior

1. Demografis, psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi. Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005). Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.



2. Motivasi konsumen

Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.

3. Pengetahuan konsumen

Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.

4. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat dalam aktifitas konsumsi. Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk dari pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.

B. Environmental Influences on Consumer Behavior

1. Budaya, etnisitas, dan kelas social

Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang memberikan kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik. Material komponen terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk. kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial.

2. Keluarga dan pengaruh rumah tangga

Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.



3. Kelompok dan pengaruh personal

Suatu perilaku konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga, reference group menjadi alat untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.




 jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/perilaku-konsumen-definisi-dan-tipe.html


"WINDOW SHOOOOPPING "



Temen-teman blogger pada tau tiDAK tentang “WINDOW SHOPPING” LOHHH
WINDOW SHOPPING itu adalah sebuah kegiatan jalan-jalan di toko (mall) dengan sekedar melihat-lihat saja tanpa membeli. Nah itulah window shopping
Teman-teman Pada suka window shopping tidak? Walaupun enggak beli cuma liat liat dooang ke toko atau ketempat lain. Sejak adanya internet dan penjualan toko toko dionline shop , kita nggak perlu pergi langsung ke mal atau toko untuk window shopping lagi, kan??? Hal ini juga berbahaya buat para wanita yg hobi belanja, karena sekarang kalau mo beli apa apa, barang pun tinggal dipesan dan masukkin info pembayaran lewat bank! Barang pun langsung terkirim dan kita tinggal ongkang ongkang kaki aja dan menunggu kedatangan dari si Pak Pos/Mas Tiki/
Sebagai mahasiswa yang bujetnya  terbatas, gue jarang belanja  (macam baju, sepatu, tas, kosmetik, dkk). Kalo sewaktu-waktu sih gue juga suka belanja sih. Sekarang, gue kalo belanja baju atau barang2 yang gue suka utk diri sendiri tunggu kalo ada sale gede gedean, kayak ada kode diskon buat belanja online yang mantap diskonnya (mantap bagi orang macam gue ini artinya di atas diskon 50%). Gue juga suka belanja di thrift store (toko hemat) karena harganya yang oke dan kalo kita pinter dan sabar milihnya, bisa dapet barang yang bagus dan jangka hidupnya masih panjang. Sering gue ketemu baju yang masih ada tag-nya, dijual di thrift/consignment store. Belanja second hand itu ada tips dan triknya sendiri, dan nyokap gue yang dulu ngajarin gue gimana caranya. Asal jangan lupa dicuci yang bersih aja kalo baju.
Walaupun gue jarang belanja, tapi hobi window shopping gue masih tetep gue jabanin. Apalagi kalau bukan online window shopping! Sensasinya ya sama lah, mirip mirip sama window shopping beneran di mal. Seneng aja ngeliat barang bagus, apa lagi jika ada barang yang gue suka ngebayangin, kalo beli barang ini nanti dipake ke mana, kapan dipakenya, dll. Kadang kadang online window shopping malah jadi semacam tempat terapi buat gue. Kalo orang lain retail therapy (terapi  melalui belanja), gue online window shopping therapy aja. Beli sih nggak. Tapi seneng aja. Aneh kah? Mungkin.
Ada orang orang yang nggak suka window shopping, seperti sahabat gue contohnya. Menurut dia, window shopping itu bikin stress, apalagi kalo lagi bokek. Ngeliat semua barang yang kita pengenin, tapi nggak bisa beli. Kok masokisme banget aja gitu, bagi dia. Kalo gue pemikirannya bukan begitu. Sebelum window shopping, gue udah wanti wanti ke diri sendiri, “Mau ada uangnya atau enggak, ini hanya liat liat aja. Kecuali kalo lo tiba tiba ketiban uang sekarung nah itu lain cerita.”
:D
Bagi gue, window shopping itu adalah kesenangan tersendiri. Dan juga, gue kalo window shopping bukan ngeliat situs situs toko yang mewah gitu macam Barneys atau merk merk terkenal (dan mahal aje) kayak LV, Balenciaga, Dior, Prada,etc. Gue window shoppingnya di toko toko biasa aja, dan yang harganya masih terjangkau. Favorit gue macam
ASOS, Shopsosie, ShopRuche, Lulu’s, Modcloth, malah juga gue sering liat2 di Forever21, Old Navy online, Target, dll.

Keuntungan dari online window shopping adalah.. gue bisa bikin wishlist! Hehehe. Kenapa ini gue sebut keuntungan? Karena kalo menjelang lebaran/ultah, biasanya keluarga atau kekasih alias pacar suka nanya, kamu  mau hadiah apa nih? Biasanya sih (jaim dulu pertamanya) gue bilang, ah nggak mau apa apa kok. Tapi mereka pasti akan terus nanya, nah.. baru deh jaimnya ilang dan gue malu malu (padahal ga tau malu sebenernya) bilang, gue punya harapan kok. Terus pasti mereka minta liat. Hihihihihhh. Kalo lagi hoki, dapet tuh biasanya kado dari wishlist. Ya ngga semuanya ya. Dapetnya paling satu, dua. Tapi gue berterima kasih banget.
Hahaha. Dengan Muka tebalkah gue? Maybe. But admit it, isn’t it a nice perk, though? .. ;)
Kalo temen temen sendiri gimana.. pada suka window shopping juga? Kenapa? kalo engga, kenapa?
Have a great day, folks! Smile at someone and you might make their day today. :)


Beberapa efek positif dari shopping adalah:
  • Adanya rasa berpetualang dalam mencari barang, dan rasa terpenuhinya kebutuhan setelah mendapatkan barang yang dicari membuat perasaan aman yang berefek pada kepuasan batin dan peningkatan semangat hidup.
  • Berbelanja berarti bertemu banyak orang atau bertemu teman. Dengan demikian, akan mencegah kesepian dan meningkatkan kesehatan psikologis.
  • Sering berbelanja ke luar rumah, maka tubuh akan bergerak, dan efeknya sama seperti olahraga.
Belum lagi ada penelitian yang menjelaskan bahwa pria yang sering berbelanja memiliki catatan hidup lebih baik, dengan penurunan 28% pada peluang kematian. Sedangkan pada wanita 23% menurunkan peluang kematian.
Kemudian ada survei di Inggris menyebutkan bahwa beberapa wanita yang mempunyai masalah keuangan dan depresi menjadi tambah semangat ketika melakukan aktivitas belanja.
Polling yang dilakukan pada 700 wanita tersebut menunjukkan bahwa 79% dari mereka akan pergi berbelanja untuk membuat mood mereka bertambah. Sebanyak 40% dari mereka yang tergolong ‘depresi’ dan 60% yang tergolong ‘kurang bersemangat’ menjadikan alasan tersebut untuk melakukan shopping.
Jika kondisi ekonomi sedang tidak memungkinkan untuk Anda pergi berbelanja, maka metode window shopping dapat menjadi solusi. Dengan window shopping, Anda masih tetap berjalan-jalan sekaligus berolahraga serta bersosialisasi untuk efek positif mental dan sosial.
Jadi, siapa yang bilang menjadi shopaholic adalah hal yang buruk? Selama Anda dapat mengendalikan diri untuk tidak belanja berlebih sehingga membuat pengeluaran bengkak, ternyata shopping dapat menjadi hal positif yang bisa Anda lakukan.







SUMBER: http://www.bundakonicare.com/post/bunda-metime/manfaat-shopping